Sebuah Tawaran Menarik. Masuklah Ke Surga Dan Rasakan Pula Surga Dunia
Ada alasan lain kenapa kita dianjurkan untuk tidak menghitung-hitung ketaatan dan kebaikan yang telah dilakukan. Seorang salafusshalih pernah mengatakan, "Adakalanya seorang hamba bertaubat lalu masuk surga dan adakalanya seorang hamba melakukan ketaatan lalu masuk neraka.
Orang-orang yang mendengarnya bertanya, "Bagaimana itu bisa terjadi?"
Ia menjawab, "Dia berbuat dosa dan dosa itu selalu tampak di matanya, jika berdiri, duduk dan berjalan ia selalu teringat dengan dosanya itu lalu membuat hatinya hancur, bertaubat, menyesal dan memohon ampunan kepada Allah, sehingga keadan itu menjadikannya selamat. Sementara orang yang melakukan kebaikan, selalu melihat kebaikan itu di depan matanya. jika berdiri, duduk dan berjalan dia selalu teringat dengan kebaikan yang ia lakukan, sehingga ia menjadi takabbur ujub dan merasa telah mendapatkan karunia Allah SWT. Padahal kondisi itu yang menjadi sebab kebinasaannya."
Sungguh mendalam makna perkataan yang diuraikan Ibnul Qayyim rahimahuliah menanggapi perkataan salafushalih tersebut:
"Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada seorang hamba, maka Dia bisa saja akan memberinya dosa yang membuat hatinya hancur, kepalanya merunduk, tidak ujub dan tidak takabbur sehingga dosa ini lebih bermanfaat dari sekian banyak ketaatan. Taubatnya inilah yang akan menyelamatkannya. Seperti obat yang diminum untuk mengeluarkan penyakit di dalam tubuh."
Mari sama-sama berjalan menuju Allah...
Kebahagiaan di dunia tak pernah tercapai dengan materi yang ada di luar diri. Kesenangan dan ketenangan tak pernah ada lewat wujud materi. Kebahagiaan, ketenangan dan kelapangan, hanya
ada dalam hati.
"Allah menciptakan permusuhan antara syetan dan malaikat, permusuhan antara akal dan hawa nafsu,
permusuhan antara nafsu yang menyuruh pada keburukan dan hati yang mengarahkan pada kebaikan, jika kemenangan pada pihak hati, akal dan malaikat, maka akan muncul kegembiraan, kenikmatan, kelezatan, kesenangan, ketenteraman hidup dan kelapangan, jika kemenangan ada di pihak jiwa, nafsu dan syetan, maka yang muncul adalah kegundahan, kekhawatiran, kesedihan,kesusahan dan kesempitan dada." (Madarijus Salikin, IbnulQoyyim Al lauriyah)
Itulah kesempitan hidup yang digambarkan Allah SWT dalam firmannya,
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit." (.QS. Thaha: 124).
Para salafushalih, mereka mempunyai dua surga. Surga pertama adalah surga dunia, dan surga
kedua adalah surga akhirat. Surga kedua tidak dimasuki sebelum dia memasuki surga yang pertama.
Seperti ungkapan Syaikyhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, "Sesugguhnya di dunia ini ada surga." Dalam kesempatan lain, ia mengatakan, "Celakalah para penghuni dunia yang keluar dari dunia tanpa merasakan kenikmatan sedikitpun yang ada di dalamnya."
Orang-orang bertanya, "Apakah yang paling nikmat di dunia? "
Ia menjawab, "Mencintai Allah, bersama-Nya, kerinduan bertemu dengan Nya, menghadap kepada-Nya dan berpaling dari hal-hal selain-Nya."
Sesalilah segala dosa dan kesalahan. Karena sesungguhnya, hanya dosa dan kesalahan yang menghambat kita memperoleh kebahagiaan hidup. Hanya itu yang menjadikan kita dirundung kesempitan, yang menjadikan kita diselimuti gelisah dan khawatir. Itulah neraka dunia yang pasti kita rasakan meski ada berbagai fasilitas materi yang menawarkan ragam kesenangan.
Sebaliknya,hanya ketundukan hati dan kedekatan diri pada Allah yang akan membuat hidup kita lapang, tenteram dan nyaman. Itulah surga dunia. Dan ingatiah perkataan, Ibnu Taimiyah RA, "Siapa yang tidak memasukinya (surga dunia) maka dia sulit memasuki surga di akhirat.
Oase Muhammad Nursani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar