Latest News

Minggu, 21 Februari 2016

Kisah Rasulullah yang Membuat Kita Begitu Mencintainya


Mari kita baca dan renungkan bersama, semoga banyak hikmah yang bisa kita petik, sehingga kita bisa meneladani beliau.

Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

Muhammad SAW Panutan Kita
Muhammad SAW Teladan Bagi Kita
Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang sudah masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu istrinya di dapur.

Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu ‘anhaa menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sholat.

Pernah Rasulullah pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau amat lapar waktu itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk di buat sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu ‘anhaa belum ke pasar. Maka beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan)

Aisyah rodliyallahu ‘anhaa menjawab dengan merasa agak serba salah, “Belum ada apa-apa Yaa Rasulallah.”
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu saya puasa saja hari ini.” tanpa sedikitpun tergambar rasa kesal di wajahnya.
Rasulullah pernah bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR At-Thirmidzi)

“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”. (HR At-Thirmidzi)
Subhaanallaah….Prihatin, sabar dan tawadhuknya Rasulullah sebagai kepala keluarga.

Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan beliau antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara satu sama lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung bertanya setelah selesai sholat :
“Yaa Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah anda sakit yaa Rasulallah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab beliau.
“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?
Kami yakin anda sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Yaa Rasulallah! Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat baginda?”

Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, ”Tidak para sahabatku. saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah yang akan saya jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila saya sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

Subhanallaah…betapa cintanya beliau kepada umatnya…..sedang cinta kita kepada beliau??? 
Apakah kita sering ingat pada beliau??? Apakah kita sering membaca sholawat untuk beliau??? Apakah akhlak Rasulullah yang begitu lembut, santun, pemaaf, ikhlas dan tawadlu’ serta selalu menyentuh hati telah kita teladani???

Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar saat kain surbannya diambil dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.

Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH TA’ALA dan rasa kehambaan dalam diri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam yang tinggi menjadikan beliau seorang yang tawadlu’ yang tidak ingin dimuliakan.

Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam kesendirian.

Ketika pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi.

Bila ditanya oleh Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu ‘anhaa, “Yaa Rasulallah, bukankah anda telah dijamin Surga? Mengapa anda masih bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Rasulullah benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya, beliau mensyukuri semua anugerah yang beliau terima dengan ibadah yang sungguh-sungguh….Subhaanallaah…..

Renungan untuk kita, bagaimana ibadah kita, sudahkah sungguh-sungguh sebagaimana Rasulullah??? atau masih jauh dari rasa sungguh-sungguh??? ataukah masih merasa berat atau merasa terbebani dengan ibadah-ibadah yang Allah wajibkan pada kita??? jawabannya ada di hati kita masing-masing….bila kita mau berfikir memang nikmat Allah pada kita banyak sehingga tidak mungkin kita menghitungnya, tapi sayang banyak manusia yang tidak mau memikirkan dan merenungkan nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan-Nya, terutama nikmat IMAN dan ISLAM.
Allah telah berfirman:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak (berbudi pekerti) yang agung” (Q.S. Al-Qolam : 4)

Demikian sedikit apa yang ana bisa sampaikan tentang agungnya dan mulianya Rasulullah, tidak lupa ana sampaikan terima kasih kepada siapa yang menyempatkan waktu membaca artikel sederhana ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog