Latest News

Sabtu, 13 Februari 2016

Khadijah Tidak Lagi Takut Kematian Setelah Mengikut Isa


Walau Taat, Tapi Takut Pada Kematian

Suatu hari saya dan nenek mengunjungi acara pemakaman. Mullah yang memimpin penguburan tersebut berkata, “Jika kita tidak mengikuti Islam dan tidak berbuat baik, kita pasti masuk neraka.” Perkataan tersebut selalu terngiang di telinga saya. Saya sangat memikirkannya dengan serius.
Saya seorang Muslim yang taat. Saya berdoa dengan bahasa Arab sejak berumur delapan tahun. Meskipun saya taat melakukan ajaran agama Islam, tapi ketakutan akan kematian terus ada. Saya tidak dapat berpikir tentang hari penghakiman tanpa rasa takut.

Khadijah WanitaTerhormat Yang Pada Dirinya Terkumpul Semua Kebaikan
Khadijah WanitaTerhormat Yang Pada Dirinya Terkumpul Semua Kebaikan

Berteman Dengan Pengikut Isa Al-Masih

Ketika saya masuk ke perguruan tinggi, saya bertemu dengan orang-orang pengikut Isa Al-Masih. Juga beberapa dosen di sana beragama Kristen. Bahkan salah seorang teman saya juga beragama Kristen.
Pada suatu hari seorang dosen Kristen mengundang kami ke rumahnya. Di sana kami bernyanyi bersama, minum teh, dan mendengar kisah tentang Isa Al-Masih. Semua terlihat begitu akrab dan penuh suka-cita. Saya juga senang dengan lagu-lagu yang kami nyanyikan.
Kebetulan teman saya mempunyai beberapa kaset lagu-lagu rohani Kristen. Saya meminta kepadanya sebuah lagu rohani tanpa kata “Isa.” Ketika dia memberikannya, saya senang sekali. Saya senang bersama dengan mereka, tetapi saya kurang menyukai hal-hal tentang Isa.

Isa Mendatangi Saya

Sore itu, ketika sedang mempersiapkan diri untuk mengaji, sebuah kehadiran yang tak bisa dijelaskan merasuki hati saya. Saya sangat takut. Saya bertanya, “Siapa kamu?” jawaban-Nya, “Isa, Isa.” Saya mengira iblis sedang menggoda saya untuk menjauh dari Allah.
Saya berdoa dengan bahasa Arab untuk mengusirnya. Tetapi tidak berdampak apa-apa. Ketika saya mengaji, kehadiran-Nya melingkupi saya lagi.
Malam itu saya tidak dapat tidur. Saya menutup kepala dan membaca doa khusus untuk tidur. Saya tetap tidak bisa tidur. Kemudian saya berdoa, “Allah, jika Engkau benar Allah, tolonglah saya. Isa, jika Engkau benar, lakukanlah sesuatu.” Setelah itu saya tertidur. Tapi keesokan harinya saya bangun dengan perasaan tidak seperti biasanya. Seperti ada sesuatu yang kuat mendorong hati saya untuk mengetahui siapakah Isa Al-Masih sebenarnya.

Menerima Isa Al-Masih, Dan Ketakutan Akan Kematian Sirna

Akibat dorongan yang kuat untuk mengenal Isa Al-Masih, saya memutuskan untuk bertemu teman Kristen saya. Kami pun berjanji untuk bertemu di rumahnya. Mereka sangat terbuka dan ramah.
Saya menceritakan kepada teman saya tentang apa yang saya alami beberapa hari yang lalu. Juga saya berkata bahwa saya ingin tahu lebih banyak tentang Isa Al-Masih. Teman saya menjelaskan banyak hal tentang Isa yang selama ini saya tidak tahu. Saya sungguh terkejut karena saya mendapatkan jawaban atas kebingungan saya. Hari itu juga saya memutuskan untuk menerima Isa Al-Masih sebagai satu-satunya Juruselamat saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog