Suatu ketika Rasulullah ﷺ pernah berdoa:
"Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang Umar yang lebih Engkau cintai. Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam".
Umar bin Khattab dan Abu Jahal (Amar) bin Hisyam adalah dua orang penentang dakwah Islam. Padahal Abu Jahal bin Hisyam terhitung masih ada hubungan kerabat dengan Rasulullah ﷺ . Kebencian membuat mereka bertekad untuk membunuh Nabi Muhammad ﷺ.
Suatu hari, Umar bin Khattab berniat mencari Rasulullah untuk membunuhnya. Di tengah jalan ia bertemu dengan Abdullah an-Nahham al-'Adawi yang memberi kabar yang mengejutkan bahwa Fatimah adik kandung Umar dan suaminya telah menganut Islam.
Umar pun urung melanjutkan perjalanannya dan berbalik arah pergi menuju ke rumah adiknya. Setibanya di rumah Fatimah adiknya, ia mendengar alunan suara orang tengah membaca Al Quran. Ia lalu mengetuk pintu dan meminta Fatimah membukakan pintu untuknya. Di dalam terdapat sahabat Khabbab bin Art yang sedang mengajarkan Al Quran kepada Fatimah dan suaminya, mendengar yang datang adalah Umar, ia segera bersembunyi. Fatimah pun segera menutupi lembaran Al Quran yang ada.
Begitu pintu dibuka, Umar bertanya kepada Fatimah mengenai apa yang baru dibacanya. Fatimah mengatakan bahwa itu hanya suara mereka yang sedang bercakap-cakap. Dengan gusar Umar menghardiknya apakah ia dan suaminya telah memeluk agama Muhammad. Suami Fatimah
pun menjawab bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang benar sedangkan agama yang diagungkan Umar adalah agama yang salah.
Umar bertambah marah ditendangnya suami Fatimah hingga jatuh dan berdarah. Fatimah segera meraih suaminya dan melindunginya, namun Fatimah pun dipukul hingga wajahnya berdarah. Dalam marahnya, Fatimah pun mengakui bahwa ia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah.
Demi melihat adiknya terluka Umar pun menyesal. Dengan lemah lembut ia meminta Fatimah menunjukkan lembaran Al Quran yang tadi ia dengar. Fatimah sempat ragu, kemudian Fatimah meminta Umar untuk bersuci.
Setelah bersuci, Umar lalu membaca, Bismillahirrahmanirrahim.
Ia terus membaca awal surat Thaha
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk meningat Aku" .
Umar tersentuh dengan apa yang dibacanya. Kalimat-kalimat itu begitu indah dan belum pernah ia dengar sebelumnya. Menurutnya ini pasti bukan karangan Muhammad atau manusia yang lain. Setelah selesai membaca Umar ingin bertemu Rasulullah. Khabbab bin Art kemudian menunjukkan di mana Rasulullah saat itu berada yaitu di rumah sahabat Arqam.
Umar lalu bergegas pergi ke rumah yang ditunjuk Khabab. Di sana ia disambut paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib yang bersiap akan meringkus dan mengalahkan Umar jika ia bermaksud jahat kepada Rasulullah.
Namun, karena hati Umar telah mendapat hidayah Allah, Rasulullah pun menyambut Umar dengan suka cita. Di hadapan Rasulullah, Umar menyatakan syahadat dan selanjutnya berada di samping beliau berjuang menegakkan agama Islam.
Dengan masuknya Umar bin Khattab, periode dakwah islam berubah dari sembunyi-sembunyi menjadi terang-terangan tanpa takut oleh intimidasi kaum kafir Quraisy. Dalam perkembangannya Umar menjadi sahabat utama dan menjadi mertua Rasulullah ﷺ di kemudian hari.
Atas sikapnya yang selalu setia membela islam, Umar kemudian dijuluki Al Faruq dan tidak salah jika di kemudian hari amanah Khalifah dibebankan ke atas pundaknya setelah kepergian Abubakar Asshiddiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar