Latest News

Sabtu, 07 Mei 2016

SUBHANALLOH !! Hanya Dengan Diam, Laki-laki Ini Bebas Dari Tuntutan Ganti Rugi Di Pengadilan.



Dikisahkan bahwa ada searang lelaki miskin yang mencari hanya dengan mengumpulkan kayu bakar lalu menjualnya di Pasar. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan. Bahkan, kadang-kadang tak mencukupi kebutuhannya. Tetapi, ia terkenal sebagai orang yang sabar.

Pada suatu hari, seperti biasanya dia pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Setelah cukup lama dia berhasil mengumpulkan sepikul besar kayu bakar. Ia lalu memikulnya di pundaknya sambil berjalan menuju pasar. Setibanya di pasar ternyata orang-orang sangat ramai dan agak berdesakan. Karena khawatir orang-orang akan terkena ujung kayu yang agak runcing, ia lalu berteriak, "Minggir... minggir! kayu bakar mau lewat!."

Orang-orang menepi untuk memberi jalan dan agar mereka tidak terkena ujung kayu. Sementara, ia terus berteriak mengingatkan orang. Tiba-tiba lewat searang bangsawan kaya raya di hadapannya tanpa mempedulikan peringatannya.

Kontan saja ia kaget sehingga tak sempat menghindarinya. Akibatnya, ujung kayu bakarnya itu tersangkut di baju bangsawan itu dan merobeknya. Bangsawan itu langsung marah-marah kepadanya, dan tak menghiraukan keadaan si penjual kayu bakar itu. Tak puas dengan itu, ia kemudian menyeret lelaki itu ke hadapan hakim. la ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan bajunya.

Sesampainya di hadapan hakim, orang Raya itu lalu menceritakan kejadiannya serta maksud kedatangannya menghadap dengan si lelaki itu. Hakim itu lalu berkala, "Mungkin ia tidak sengaja." Bangsawan itu membantah. Sementara si lelaki itu diam saja seribu bahasa.

Setelah mengajukan beberapa kemungkinan yang selalu dibantah oleh bangsawan itu, akhirnya hakim mengajukan pertanyaan kepada lelaki tukang kayu bakar itu. Namun, setiap kali hakim itu bertanya, ia tak menjawab sama sekali, ia tetap diam. Setelah beberapa pertanyaan yang tak dijawab berlalu, sang hakim akhirnya berkata pada bangsawan itu, "Mungkin orang ini bisu sehingga dia tidak bisa memperingatkanmu ketika di pasar tadi."


Hikmah Diam Di Saat Yang Tepat, Bukan Berarti Menunjukan Kebodohan Seseorang
Hikmah Diam Di Saat Yang Tepat, Bukan Berarti Menunjukan Kebodohan Seseorang


Bangsawan itu agak geram mendengar perkataan hakim itu. la lalu berkata, "Tidak mungkin! la tidak bisu wahai hakim. Aku mendengarnya berteriak di pasar tadi. Tidak mungkin sekarang ia bisu!" dengan nada sedikit emosi. "Pokoknya saya tetap minta ganti," lanjutnya.

Dengan tenang sambil tersenyum, sang hakim berkala, "Kalau engkau mendengar teriakannya, mengapa engkau tidak minggir?"  Jika ia sudah memperingatkan, berarti ia tidak bersalah. Anda yang kurang mempedulikan peringatannya."

Mendengar keputusan hakim itu, bangsawan itu hanya bisa diam dan bingung, la baru menyadari ucapannya ternyata menjadi bumerang baginya. Akhirnya ia pun pergi dan lelaki tukang kayu bakar itu pun pergi. la selamat dari tuntutan bangsawan karena bersifat cerdas dengan hanya diam di pengadilan.

Kadangkala kita terlalu banyak bicara yang menyebabkan kita terjebak oleh kesusahan karena ucapan kita.


Hikmah Diam pada Saat yang Tepat. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.  Tolong disebarkan !!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar