Latest News

Sabtu, 07 Mei 2016

Ketahuilah !! Inilah Tips Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم Untuk Mengobati Orang Yang Keracunan


Sesuai dengan kemajuan zaman, kadang orang tak lagi susah-susah jika hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman. Berbagai produk kini telah bisa dijumpai di dalam bentuk yang praktis, seperti dikemas dalam kaleng, bubuk serta bungkusan plastik sehingga dapat disajikan dengan cepat. Kalau kita butuh ikan atau daging misalnya, kita tidak lagi harus direpotkan dengan bau amis dan upaya untuk membersihkannya karena dengan kemajuan zaman ini sudah tersedia di supermarket-supermarket produk olahan kalengan. Dalam produk yang lain, juga bisa kita jumpai biskuit, makanan ringan, susu kemudian masih banyak lagi.

Tapi, karena semua produk di atas dikemas dengan bahan kimia sebagai pengawet, tak dipungkiri selain hadirnya efek samping, juga punya masa batas waktu yang harus ditaati dalam mengkonsumsinya. Tak pelak, jika kita ceroboh memakan dan meminum produk yang sudah kadaluwarsa, bisa-bisa kita akan menemui hal tragis berupa keracunan.

Barangkali, kita sudah tidak asing mendengar kabar atas seseorang yang keracunan gara-gara memakan produk yang kadaluwarsa. Jika sudah demikian, korban pun perlu segera untuk dibawa ke rumah sakit supaya dapat tertolong dan tak sampai menjumpai peristiwa tragis berupa kematian. Sebab, proses orang keracunan biasanya cepat dan sangat tidak terduga. Tiba-tiba, orang yang keracunan muntah-muntah dan perutnya terasa mual. Karenanya, kita haruslah hati-hati dalam mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia

Di zaman nabi juga, masalah keracunan bukanlah sebuah peristiwa yang asing. Nabi-pun pernah keracunan akibat makan makanan yang dihadiahkan oleh wanita Yahudi. Lantas yang menjadi pertanyaan, bagaimana petunjuk nabi dalam mengobati orang yang keracunan?


Inilah Bekam Yang Diajarkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم
Inilah Bekam Yang Diajarkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم 


Pembekaman
Musa bin Uqbah sebagaimana dikutip akibat Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengatakan, "Terapi penawar keracunan adalah dengan cara memaksa keluar zat beracun di dalam tubuh dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menahan reaksi racun dan menghentikannya, bisa jadi dilakukan secara aktif ataupun reaktif. Bila tidak ditemukan obatnya, segeralah lakukan "pemaksaan keluar" secara total. Sebaiknya lakukan pembekaman. "

Pembekaman pada intinya merupakan cara pengeluaran darah kotor. Terkadang pembekaman bukanlah satu-satunya trik mengobati keracunan. Kiat paling penting lain dalam mengatasi keracunan adalah dengan cuci perut dari zat racun bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan cara mengkonsumsi air hangat dalam jumlah banyak yang dicampuri garam dapur, lalu sesudah itu dimuntahkan. Cara tersebut diulangi hingga beberapa saat sehingga air yang telah diminum itu keluar semuanya. Dengan cara seperti tersebut, perut akan bersih dari zat beracun tersebut. Sesudah itu, baru diminumkan obat pencahar untuk mengeluarkan zat beracun yang masih mengendap di pencernaan.

Sebab, cara kerja racun itu menyusup ke darah, lalu mengalir pada pembuluh dan urat tubuh hingga mencapai jantung hingga bisa menyebabkan kematian. Darah adalah pintu masuk teruntuk racun menuju jantung serta organ-organ tubuh lainnya. Seandainya orang yang keracunan tersebut mau menanganinnya dengan mengeluarkan darah tersebut, maka zat racun yang tercampur pada darah itu pun jadi bisa ikut keluar bersamanya. Semisalnya pemaksaan keluar itu dapat sempurna, racun tersebut tidak akan membahayakan. Bisa dinetralisir atau paling tidak energinya berkurang sehingga kondisi tubuh menjadi kuat. Reaksinya akan hilang atau berkurang.

Abdur Razzaq meriwayatkan dari Ma`mar, dari az-Zuhri dari Abdurrahman bin Kaab bin Malik; Ada seorang wanita Yahudi yang menghadiahi seekor kambing yang sudah dimasak kepada nabi. Beliau bertanya, "Apa ini? " Wanita tersebut dengan santun pula menjawab, "Hadiah. " Wanita tersebut khawatir kalau mengatakan tersebut sedekah, beliau tidak tetao memakannya. Maka rasulullah menyantap sebagian daging tersebut. Para sahabat juga ikut menyantapnya.

Tapi kemudian beliau berkata, "Tahan! " Beliau selanjutnya berkata kepada wanita ini, "Engkau telah membubuhi racun pada daging ini? " Wanita itu kemudian balik bertanya, "Siapa memberitahumu tentang hal itu? " Beliau menjawab, "Tulang ini” -beliau menunjuk ke kaki kambing yang masih berada di tangannya.  Wanita itu mengakui, "Memang demikian."  Beliau bertanya lagi, "Kenapa?” Wanita itu menjawab, "Keinginanku kalau engkau berdusta (sebagai nabi), biarlah masyarakat bergembira dengan kepergianmu. Kalau ternyata engkau adalah nabi, makanan tersebut tidak akan membahayakanmu”.

Selanjutnya, akibat keracunan tersebut Rasulullah meminta dibekam di bagian pundaknya di 3 titik dan memerintahkan para sahabat untuk berbekam juga. Namun sebagian sahabat ada yang terlanjur meninggal. Kejadian ini juga diriwayatkan dalam jalur lain, "Rasulullah berbekam pada pundaknya sebab beliau sempat memakan kambing itu. Yang melakukan bekamnya adalah Abu Hindin dengan menggunakan tanduk dan pisau. Ia adalah mantan budak dari Bani Bayadhah, dari kalangan Al-Anshar. Setelah kejadian itu, beliau masih hidup hingga 3 tahun selanjutnya, sampai akhirnya wafat sesudah menderita sakit yang menyebabkannya kepada kematian. Beliau pernah berkata,. "Aku masih merasakan pengaruh akibat makanan yang pernah kusantap atas daging kambing Khaibar. Hingga inilah saatnya usiaku akan berakhir. " Tak lama berselang Rasulullah wafat sebagai syahid.

Teknik pengobatan dan petunjuk nabi adalah cara yang baik dan tidak ada alasan untuk meragukannya. Sebab, sebelum temuan mutahir di dunia medis, nabipun kerap menyediakan petunjuk dalam mengobati aneka macam penyakit. Salah satunya dalam mengobati keracunan dengan cara pembekaman.


(disadur dari Hidayah Edisi April 2005 - N. MURSIDI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar