Latest News

Senin, 16 Mei 2016

Dahsyatnya Doa Seorang Muslimah


Seorang dokter ahli bedah terkenal diPakistan tergesa-gesa mengejar pesawat. Dr. Ishan namanya. Dia akan menghadiri Konferensi Internasional di bidang kedokteran.

Namanya terjadual mempresentasikan keberhasilannya dalam sejumlah operasi besar. Dia termasuk orang yang berjasa besar dalam dunia kedokteran.

Dalam perjalanannya, pesawat yang ditumpanginya mengalami gangguan yang menyebabkan terjadinya pendaratan darurat. Padahal pesawat baru satu jam mengudara. Untung saja pendaratan darurat dilakukan dengan mulus.

Cuaca buruk hari itu menyebabkan seluruh penumpang harus menunggu kedatangan pesawat bantuan selama 16 jam. Sontak dr. Ishan memprotes pengumuman yang didengarnya dari kabin pesawat.

Dia berdiri dan berkata, “Saya ini dokter internasional. Setiap detik bagi saya sama saja dengan seribu nyawa pasien. Bagaimana mungkin saya menunggu hingga 16 jam?”

Pramugari menjawabnya, “Wahai dokter, jika memang sedang tergesa-gesa, Anda dapat naik taksi. Perjalanan ke tempat tujuan Anda hanya tiga jam saja dari sini.”

Dr. Ishan tak dapat menolak saran dari pramugari. Dia segera berlari mencari taksi tidak jauh dari lokasi pendaratan darurat. Dia pun mendapatkan taksi meskipun harus basah kuyup akibat guyuran hujan.

Cuaca buruk kembali menerjang kendaraan yang ditumpangi. Kali ini taksi tak lagi dapat melanjutkan perjalanan lantaran kabut tebal dan hujan lebat menutup jarak pandang pengendara.

Setelah menunggu selama dua jam, cuaca masih saja tidak bersahabat. Dia menyadari bahwa dirinya tak dapat menghadiri acara penganugerahan malam itu.

Dia pun memutuskan untuk turun dari taksi dan menghampiri sebuah rumah yang ada di hadapannya. Rasa lelah dan sesal membuatnya putus asa dan mengetuk pintu rumah kecil itu. Dari dalam rumah, dr. Ishan mendengar suara wanita berusia lanjutseraya menjawab,

“Silakan masuk. Pintu tidak terkunci.”

Sang dokter segera masuk sambil menuju meja dan meminjam telepon. Tertawalah ibu pemilik rumah dan berkata,

“Telepon apa, Nak? Sadarkah kamu berada di mana sekarang? Di sini tidak ada listrik dan telepon,” lanjut ibu renta itu. ” Tapi kamu bisa beristirahat di sini. Silakan menuang teh panas sendiri. Anggap saja rumah sendiri. Makanlah sedikit agar hilang rasa lelahmu.”

Dr. Ishan berterima kasih kepadanya dan mulai mencicipi beberapa makanan dan teh yang tersedia. Sementara sang ibu mendirikan shalatnya.

Dr. Ishan memperhatikan seorang anak yang tergolek di atas kasur dekat sang ibu yang sedang mengangkat kedua tangannya.

Tidak lama kemudian sang ibu menyelesaikan doanya. Dr. Ishan berkata kepadanya,

“Demi Allah, sungguh aku merasa malu dengan keramahan hati dan keindahan akhlak Anda. Semoga Allah mengabulkan doa-doa Anda.”

Sang ibu menjawabnya, “Hai anakku, kamu adalah pelancong yang telah dikirimkan Allah kepadaku agar aku membantumu.”

“Ketahuilah bahwa semua doa-doaku selalu dikabulkan Allah Swt, kecuali satu.”

Dr. Ishan segera bertanya, “Apakah itu?”

Sang ibu melanjutkan, “Anak yang kamu lihat ini adalah cucuku. Dia telah lama menjadi yatim piatu. Dia mengalami sakit yang kronis. Semua dokter di sini tidak mampu menanganinya. Mereka mengatakan kepadaku bahwa ada seseorang yang dapat mengobatinya. Namanya dr. Ishan.”

“Namun sayangnya dia tinggal jauh dari sini sehingga aku tidak mampu membawanya kepadanya. Lagi pula, aku khawatir terjadi sesuatu di perjalanan. Maka aku berdoa kepada Allah agar diberikan jalan keluar.”

Dr. Ishan menangis begitu saja dan berteriak, “Allahu Akbar! La hawla wa laa quwwata illa billah.”

Lalu berkata, “Demi Allah, sesungguhnya doa Anda yang telah menyebabkan gangguan pesawat yang aku tumpangi. Doa Anda pula yang telah membuat petir menyambar dan menurunkan hujan lebat, sehingga mengarahkan perjalananku ke rumah Anda. Sayalah dr. Ishan yang dimaksud, Bu.”

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya,



Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir [40]: 60)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar